Paragraf Persuasif: Ciri-ciri, Struktur dan Contoh Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif merupakan salah satu gaya tulisan yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan.
Menurut Keraf, persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dihendaki oleh pembicara (bentuk tulisan, cetakan, elektronik) pada waktu sekarang atau pada waktu yang akan datang.
Jadi, paragraf persuasi adalah suatu keahlian penulis mengunakan bahasa tulisan untuk menyakinkan pembaca agar percaya kepada penulis.
Dikutip dari Buku Penyuluhan Paragraf Kemdikbud, tujuan dari paragraf persuasi adalah untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginginkan penulisnya.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka penulis harus mampu menyampaikan bukti dengan data dan juga fakta pendukung.
Baca juga: Paragraf Narasi: Ciri-ciri, Jenis dan Contoh Paragraf Narasi
Contoh paragraf persuasi yang sering ditemukan di antaranya seperti propaganda yang dilakukan oleh sebuah lembaga atau organisasi.
Bisa pula seperti iklan yang disampaikan untuk menarik perhatian konsumen dan mempromosikan suatu produk.
Ungkapan yang sering ditemui dalam paragraf persuasi berisi ajakan sepeti kata ‘Ayo’ atau ‘Mari’.
Ciri-ciri Teks Persuasi
Menurut Darmawati (2018, hlm. 48-49) ciri utama teks persuasi adalah berusaha menarik, meyakinkan, dan merebut perhatian pembaca.
Ciri-ciri teks persuasi sebagai berikut:
Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat diubah.
Penulis berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca.
Penulis berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan penulis dengan pembaca.
Penulis berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapat tercapai.
Penulis menampilkan imbauan dan ajakan.
Penulis berusaha memengaruhi pembaca.
Penulis menyertakan data dan fakta dalam teks persuasi.
Struktur Teks Persuasi
Tim Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014, hlm. 176) mengatakan, teks persuasi memiliki struktur sebagai berikut.
Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaranya itu.
Rangkuman argument, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argument-argumennya itu.
Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca atau pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan ini mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argument berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.
Penegasan kembali atas pernytaan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.
Contoh Paragraf Persuasi
1. Pencemaran Sungai Ciliwung sudah sangat parah dan dapat dikategorikan sebagai pencemaran tingkat berat. Rumah tangga merupakan penyumbang terbesar sampah di Sungai Ciliwung. Jika kondisi ini terus berlanjut, sejumlah daerah yang menggantungkan sumber air dari Sungai Ciliwung dikhawatirkan akan mengalami krisis. Untuk itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara kuat kepada masyarakat. Jika lingkungan terjaga, kita jugalah yang akan diuntungkan.
Bentuk persuadi dalam paragraf diatas ditunjukkan pada dua kalimat terakhir.
Kalimat tersebut yakni, kesadaran untuk menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara kuat kepada masyarakat. Jika lingkungan terjaga, kita jugalah yang akan diuntungkan.
2. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat sangat penting pada abad ke-21 ini. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang masih cukup rendah. Menurut data United Nation Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Tingginya angka putus sekolah karena ketidakadaan biaya mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia ini. Oleh karena itu, sudah saatnya pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Seluruh lapisan masyarakat harus mengambil peran dalam pendidikan ini. Seluruh komponen masyarakatlah yang seharusnya membantu mereka yang membutuhkan agar dapat melanjutkan pendidikannya.
Paragraf persuasif tampak pada tiga kalimat terakhir, yaitu sudah saatnya pendidikan menjadi
tanggung jawab seluruh komponen bangsa; Seluruh lapisan masyarakat harus mengambil peran dalam pendidikan ini; dan seluruh komponen masyarakatlah yang seharusnya membantu mereka yang membutuhkan agar dapat melanjutkan pendidikannya.