Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Makkah: Sembunyi dan Terang-Terangan
Simak strategi dakwah Rasulullah atau Nabi Muhammad SAW di Makkah dalam artikel ini.
Mengutip laman cendikia.kemenag.go.id, Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah di Makkah selama kurang lebih 13 tahun.
Sebelum datangnya Islam, sebagian besar masyarakat Makkah menyembah berhala, patung-patung dari tanah liat, batu-batu besar, dan benda-benda tertentu yang dianggap dapat menjadi perantara kepada Allah Swt.
Adapun berhala yang paling banyak disembah dan dianggap dapat mewakili Tuhan oleh masyarakat Makkah pada kala itu adalah Latta, ‘Uzza, H]ubal, dan Manat.
Nabi Muhammad SAW kemudian melakukan dakwah di Makkah dengan berfokus pada pembenahan aspek keimanan.
Strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah terbagi menjadi dua bagian, yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
Baca juga: Mengenal Sholat Sunnah dan Wajib Lima Waktu Sesuai Tuntunan Rasulullah Saw
Berikut penjelasan mengenai strategi dakwah Rasulullah di Makkah:
1. Sembunyi-sembunyi
Rasulullah SAW menyampaikan dakwah Islam dan memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat Mekah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun.
Nabi Muhammad SAW mengajak masyarakat Makkah untuk tidak menyembah berhala.
Meskipun saat itu banyak yang menolak agama Islam, tetapi Rasulullah SAW tetap gigih dalam berdakwah.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan Rasulullah SAW telah membawa beberapa orang memeluk agama Islam, yang lebih terkenal dengan al-Sabiqun al-Awwalun, antara lain yakni Khadijah, ‘Ali bin Abi Talib, Abu Bakar, Usman bin ‘Affan, ‘Abd al-Rahman bin ‘Auf, Zaid bin Harisah, Zubair.
2. Terang-terangan
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara terang-terangan setelah menerima wahyu dari Allah Swt. yang berupa Q.S. al-Hijr/15 ayat 94.
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
Artinya: “Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”
Ayat tersebut kemudian mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mulai berdakwah secara terang-terangan.
Baca juga: Dakwah: Pengertian, Adab, Tujuan dan Sasaran
Dalam berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy.
Namun, Nabi Muhammad SAW tidak putus asa dan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat agar masuk Islam.
Dakwah secara terang-terangan dilakukan Rasulullah dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
a. Nabi Muhammad SAW mengajak masyarakat Mekah masuk Islam dengan mengundang kerabat keturunan Bani Hasyim pada jamuan makan.
Kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang menyatakan keislamannya adalah ‘Ali bin Abu Talib, Ja’far bin Abu Talib, dan Zaid bin Harisah.
b. Rasulullah Saw. mengumpulkan para penduduk kota Makkah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Kakbah.
Para penduduk tersebut dikumpulkan di Bukit Safa, yang letaknya tidak jauh dari Kakbah.
Rasulullah SAW kemudian memberi peringatan kepada semua penduduk yang hadir agar segera meninggalkan penyembahan terhadap berhala dan hanya menyembah atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.
Baca juga: Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam: Mulai dari Masa Rasulullah SAW hingga Dinasti Abbasiyah
Selain itu, Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa jika peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan, tentu akan meraih rida Ilahi serta kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Namun, jika peringatan itu diabaikan, maka akan mendapat murka dari Allah SWT berupa sengsara di dunia dan di akhirat.
Hamzah bin ‘Abd al-Mutallib dan ‘Umar bin Khattab masuk Islam pada periode dakwah ini.
c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam yakni Abu Zar al-Gifari, seorang tokoh dari kaum Gifari.
Lalu, ada juga Tufail bin Amr A-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus di wilayah Mekah bagian barat.
d. Penduduk Yasrib (Madinah) yang datang ke Mekah untuk berziarah dijadikan sasaran dakwah.
Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para penduduk Yasrib secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.